Laman

Kamis, 20 Oktober 2016

SEJARAH PONDOK PESANTREN AL-AZHAAR LUBUKLINGGAU

  1. SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA PONDOK
Sejarah singkat berdirinya Pondok Modern Darul Ishlah diawali oleh kehadiran seorang perantau berasal dari Madura bernama K.mansoeri Adam. Pada tahun 1994. Kondisi kehidupan bberagama yang sangat memprihatinkan menggerakan hati beliau untuk berbuat sesuatu sebagai langkah prefentif terhadap jurang kehancuranyang lebih dalam. Fenomena memprihatnkan yang dimaksud adanya kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup beragama, bahkan hasil survey adanya penelitian dietiap kunjunngan dakwah 60% masyarakat Musi Rawas belum bias membaca Al Quran dan belum bias melaksanakan solat dengan baik, terutama penduduk asli (bukan pendatag)

Dari sinilah muncul inisiatif membuka lembaga pendidikan agama berbentuk pesantren dengan manfaat gedung Sekolah SMA Pelita yang bangkrut. Pada bulan Februari 1995, K.Mansoeri Adam mulai menghuni kompleks SMA Pelita yang teah dipercayakan kepadanya untuk dikelola. Dan pada saat yang sama beliau membuka lembaga pendidikan Al-Qur’an TK/TPA dan sekolah Diniyah untuk memberikan kesempatan kepada anak anak sekolah SD atau SMP belajar membaca Al-Qur’an dan Ilmu Fiqih, Pelaksanaan pendidikan dilaksanakan sore hari dari jam 14.00 WIB sampai jam 17.00.WIB, karena mayoritas santri sekolah SD dan SMP pada pagi hari. Jhal ini teerus berlangsung sampai diresmikan oleh Direktur BKPRMI kabupaten Musi Rawas , Dra Nyaayu masnun Arif pada tanggal 24 April 1995 selanjutnya bulan juli tahun 1995 dibuka Pondok pesantren dengan jumlah santri yang terdaftar pertama sebanyak 12 orang dari jumlah santri tersebut hanya 7 orang yang bertahan sampai akhir tahun. Bagi K.mansoeri Adam jumlah yang sedikit itu tak menjadi halangan untuk mengemban amanah, mencetak mundzirul qoum yang mutafaqqih fiddin serta menguasai dua bahasa dunia ( Bahasa Arab dan Bahasa Inggris). Justru itu memacu semangat beliau untuk menunjukan kepada masyarakat bahwa dengan segala keterbatasan ekonomi dan sarana beliau mampu mencetak mereka menjadi kader da’ie yang nantinya siap terjun kemasyarakat.
            Alhamdulillah berkat partisipasinya dan dukungan masyarakat sekitar, baik berupa materil mauoun spir           itual beliau dapat bertahan hidup dari waktu kewaktu. Dukungan yang sangat beliau rasakan oleh beliau ialah dukungan masyarakat kampug Pelita jaya yang mana mereka dengan sukarela menjadi donator bulanan dengan jumlah sumbangan yang tidak ditetapkan dengan tertatih taih dan merintih beliau terus lalui jalanan beliau berliku nan penuh onak dan duri, berakal niat tulus, rasa percaya diri dan jihad dijalan ilahi robby, bahkan selama beberapa bulan beliau sempat mencari nafkah dengan ikut menyadap karet. Sungguh sebuah pengalaman yang tak mungkin terlupan.

  1. TANTANGAN DAN RINTANGAN
Sebagai sebuah Pondok Pesantren baru dan sebagai masyarakat baru dilingkungan Kelurahan Lubuk Tanjung dan Lubuk Aman, keberadaan pondok senantiasa diusik oleh sekelompok pemuda urakan dan sebagian masyarakat yang memiliki kebiasaan buruk. Mereka dengan berbagai cara merusaha mengacau dan mengacau dan mengganggu ketentraman Pondok, seperti menggangu santriwati ketika pulang pergi mandi kesungai serta mengambil hak milik pondok saat penghuninya lengah. Hal ini berlangsung kurang lebih dua tahun dan menjadi ujian berat bagi K.Mansoeri Adam. Menghadapi kejadian-kejadian itu tentunya bukan dengan tangan besi tetapi dengan pendekatan persuasive sambil mengajak mereka kembali kejangan yang diridhoi Allah.
                        Al hasil ……, seiring dengan tumbuhnya eksistensi dan gaung pondok ditengan tengan masyarakat dan pemerintah mereka mulai segan mengganggu pondok, terlebih setelah diresmikan oleh bapak Bupati KHD TK II Musi Rawas H.Radjab Semendawai SH, pada tanggal 16 September 1996
                        Pada saat itu dimana kehadiran Pondok pesantren sudah diterima oleh masyarakat munculah desakan desakan dari berbagai pihak agar K.mansoeri Adam mengganti rugi lahan dan gedung sekolah SMA Pelita guna menghindari hal hal yang tidak diinginkan dikedian hari. Perkembangan selanjutnya adalah membentuk Yayasan dengan didukung oleh tokoh tokoh masyarakat sebagai pengurus yayasan tersebut kemudian didaftar pada notaries Indraaputra Jaya SH pada tanggal 14 Agustus 1996 dengan nama mendapat legalitas hukum dengan Nomor 39 tanggal 14 Agustus 1996 dengan nama “Yayasan Pendidikan Pondok pesantren Darul Ishlah”. Adapun susunan pengurus yang terdaftar pertama kali pada Akta Notaris tersebut sebagai berikut :

  1. Ketua : K.Mansoeri Adam
  2. Wakil ketua : Najamudin Thalib
  • Sekretaris I : Marlan
  1. Sekretaris II : Erwin Pisol
  2. Bendahara I : Memet Bin Haji Anwar
  3. Bendahara II : Jumadin Ilhual

Biro-Biro :
-Biro Pendidikan                                 : Nurul Yakin Ismu’ie
-Biro Dana dan Sarana                        : M.Joko haji Mansur dan Tarmizi Yusuf
-Biro Dakwah dan
  Pengabdian masyarakat                     : Nazorlani
-Biro Perencanaan                               : Dayat Suparman dan Abdul D

Bersama Pengurus K.Mansoeri Adam menampung aspirasi masyarakat khususnya masalah ganti rugi pekarangan dan gedung SMA pelita. Dan Alhamdulillah dengan dipelopori bapak H.Widji Anarsis yang bertindak selaku Pembina dan Penasehat Yayasan, negosiasi ganti rugi pekarangan dan gedung SMA Pelita berjalan dengan mulus, dengan kesempatan harga
Rp. 87.000.00,- (Delapan Puluh Juta Rupiah) dibayar dengan uang muka sebesar Rp. 10,000,000,- (Sepuluh Juta Rupiah). Kendati kesepakatan kedua belah pihak sisah pembayaran sebesar Rp.77.000.000,- (Tujuh Puluh Tujuh Juta Rupiah) diangsur selama 4 tahun terhitung dari tahun 1997 sampai dengan tahu 2001 tetapi berkat loby K.mansoeri Adam dengan pihak pemda TK II (Bupati) dan Pemda TK I (gubernur), sisa pembayaran tersebut dapat dilunasi pada tahun 1999.
Tantangan yang kalah beratnya adalah mengelolah management keuangan pondok yang sangat tidak stabil antara kebutuhan belanja dengan pendapatan murni pondok. Minusnya pendapatan murni, disebabkan oleh kehidupan para wali santri yang mayoritas dari kalangan ekonomi lemah, terlebih ketika krisis ekonomi meanda bangsa kita secara nasional. Namun itu tdak menyurutkan langkah beliau dengan berbagai cara dan upaya yang halal beliau lakukan untuk menutupi divisit anggaran, terutama untuk menutupi bayaran santri yang hampir setiap bulan terjadi tunggakan lebih dari 50%. Salah satu dari usaha beliau adalah bersilaturahmi kepada pengusaha rumah makan dan toko toko dilingkungan kota lubuklinggau untuk menjadi donator tetap pondok pemerintahan pun tak lepas tangan memberikan bantuan sifat nya insidetil.
  1. PERKEMBANGAN DARI TAHUN KETAHUN
Darul Ishlah dengan segala keterbatasannya secara terus menerus memperbaiki system pendidikannya dengan mempelajari kelemahan kelemahan yang terjadi pada tahun yang telah dilewati. Seiring dengan perkembangan sistem tersebut, secara berturut turut yaysan membaga lembaga-lembaga sebagai berikut :
No
Lembaga
Dibuka
Diresmikan/Izin Operasional
Piagam N0
1
TK/TPA
02-02-1995
24 April 1995


Diniyah
02-02-1995
24 April 1995


MTs
14-08-1995
212160571046
06 Desember 1997
C/WF/Mts/416/99

MA
14-08-1996
312160571124
11 Maret 1999
C/WF/Ma/113/98

Ponpest
10-07-1995
28 September 1999


Khusus untuk Madrasah Diniyah setelah melalui himbauan dan saran masyarakat sekitar serta melihat beberapa yang mungkin terjadi dilingkungan Pondok pesantren termasuk bertambah nya jumlah penduduk dimasa yang akan datang, maka Madrasah Diniyah dirubah menjadi Madrasah Ibtidaiyah dan didaftarkan pada Depaetemen Agama Kabupaten Musi Rawas pada tanggal 11-03-1999


  1. PENGKADERAN
Untuk kesinambungan program pendidikan dan pengajaran di Pondok Darul Ishlah serta dala upaya memperdayakan sumber daya manusia, K. Mansoeri Adam mengirimkan kadernya ke Pondok Pesantren Al-Amin Madura. Mereka yang mendapatkan kesepakatan itu dibebaskan biasa makan/SPP. Kader-kader yang berutung tersebut antara lain :
  1. Harisul Jinan berasal dari desa noman tahun 1995
  2. Leni Marlena berasal dari desa Noman tahun 1995
  3. Fashihul Jamil berasal dari desa Noman tahun 1995
  4. Aida mahron berasal dari desa Ulak Mbacang tahun 1995
  5. Harisul Jiran berasal dari desa Noman tahun 1996
  6. Fitriadi berasal dari desa Sukamana tahun 1996
  7. Ermayunita berasal dari desa Lubuktanjung tahun 1996
  8. Artika Mahron berasal dari desa Ulak Mbacang tahun 1997
  9. Yusuf heriyanto berasal dari desa Bingin Teluk tahun 1996
Selain mengirimkan kader ke Pondok Pesantren Al-Amin beliau menyiapkan program pengkaderan ke LIPIA di Jakarta, Al-Azhr kairo mesir dan Perguruan Tinggi lainnya di luar Negeri. Hal ini tentunya akan dilakukan setelah Darul Ishlah mengeluarkan alumni sendiri.
  1. PENGEMBANGAN EKONOMI
Menyadari ekonomi merupakan bagian paling fundamental dalam upaya pengembangan Sumber Daya Manusia, terutama untuk mendukung kelancaran seluruh program pendidikan di Pondok Pesantren Darul Ishlah, K.mansoeri Adam telah melakukan berbagai langkah untuk menumbuh kembangkan kegiatan ekonomi di Pondok pesaantren, antara lain :
  1. Pada tahun 1996 emproduksi kopi bubuk asli cap santri. Namun usaha ini hanya berumur kurang lebih setengah tahun karena tidak stabilnya bahan baku saat itu
  2. Pada tahun 1996 memproduksi pisang sale, usaha ini juga tidak berlangsung lama karena kurang diminati pasar
  3. Pada tahun 1998 memproduksi makanan ringan berupa bipang jagung. Pada awalnyausaha ini mampu memberikan keuntungan yang cukup besar tapi akhirnya terhenti juga karena baku berupa jagung mentah melonjak drastis.
  4. Pada tahun 1998-1999 membuka waserda dijalan Masjid Raya Lubuklinggau setelah hamper satu tahun usaha itu pun ditutup karena kurangnya menejerial disamping tempat nya kurang strategis untuk sebuah Waserda.
  5. Pada tahun 1999, buka restoran sate Madura. Al hamdulillah usaha ini sampai saat ini masih berjalan dengan baik.
Dari demua usaha yang pernah dicoba oleh K.mansoeri Adam menghadirkan pengalaman pengalaman baru yang tentunya dapat beliau kaji dan pelajari berbagai sisi kelemahannya dan kelebihannya, sebagai modal berharga untuk pengembangan ekonomi pondok dimasa mendatang.
  1. PERKEMBANGAN BAHASA
Sejak berdirinya pada tahun 1995, bahasa mendapatkan perhatian dan penekanan khusus di Pondo Pesantren Darul Ishlah karena K.mansoeri Adam menyadari bahwa menhadapi era tekhnologi dan persaingan global, bahasa akan memiliki peranan signifikan ditengah pergaulan masyarakat dunia. Jika suatu bangsa ingin maju berkembang dan bersaing pada pentas skala internasional maka bahasa harus menjadi modal utama karena itu bahasa diberdayakan do Pondok pesantren Darul Ishlah dengan sebuah motto “The Language Is Crown” Aplikasi implementasinya adalah tercapainya sebuah kapabilitas yang benar-benar dapat dipertaruhkan, tidak hanya sekedar motto dan semboyan, tetapi diiringi langkah nyata dan bukti konkrit.
Langkah-langkah yang ditempuh untuk pengembangan bahasa ini antara lain :
  1. Menerapkan budaya bahasa arab dan Inggris setiap minggu secara bergantian
  2. Conversation dan pemberian key Word setiap pagi, setiap selesai sholat Isya, dan Ashar
  3. Pendirian “Languange Depelopment Centre” (Pusat Pengembangan Bahasa)
  4. Radio Mini Darul Ishlah dengan siaran dua bahasa resmi (Arab dan Inggris)
  5. Penerbitan Majalah Dinding berbahasa Arab dan Inggris
Beberapa fasilitas untuk pengembangan bahasa tersebut tentunya tidak akan berjalan efektif bila tidak didukung oleh kemauan para santri secara efektif.
  1. LOKASI
Pondok pesantren Darul Ishlah terletak dikelurahan Lubuk tanjung Jl. Depari Said Gang Pelita Lubuklinggau Sumatera Selatan : yaitu kurang lebih 3,5 kilo meter sebelah Barat Jantung kota Lubuklinggau, Berjarak 1 kilometer sebelah Utara Asrama kodim 0406 Garuda Dempo. Pondok Pesantren Darul Ishlah menempati areal kurang lebih 5,4 Ha
  1. STATUS
Pondok Pesantren Darul ishlah adalah sebuah Lembaga Pendidikaj Islam yang berwatak dan berjiwa Pesantren, memiliki nilai nilai dan tradisi tradisi kepesantrenan, sebuah pesantren yang independen tidak berafiliansi kepada salah satu partai, golongan/organisasi polotik atau non politik apapun semata mata bergerak dalam lapangan Pendidikan, dengan motto
“Berdiri diatas untuk semua golongan”
untuk mengelolah dan menjaga kelangsungan hidup pondok ini telah didirikan sebuah “Yaysan Pondok Pesantren Darul Ishlah”, dengan Akta Notaris : Indraputra Jaya, SH nomor : 39 Tgl.14 Agustus 1996.

  1. EMPAT PROGRAM PONDOK
Dalam melaksanakan misinya Pondok Pesantern Darul Ishlah teah menetapkan 4 (Empat) program Pondok atau Al-khutuwat-Al-Asasiyah-Al-Araba’ atau bias disebut Catur Jangka, keempat program pokok tersebut adalah.
  1. Pendidikan dan pengajaran
  2. Dakwah daan Pengabdian masyarakat
  3. Pembinaan alumni dan kader
  4. Penyediaan dana dan sarana


  1. Pendidikan dan Pengajaran
Pendidikan dan Pengajaran adalah misi utama Pondok Pesantren Darul Ishlah disamping  pendidikan kepesantrenan, juga dilaksanakan pendidikan formal dalam bentuk klasikal yang berupa madrasah. Ada 3 jenjang pendidikan di Pondok Pesantren Darul Ishlah yaitu :
  1. Madrasah Ibtidaiyah
  2. Madrasah Tsanawiyah
  3. Madrasah Aliyah.
Selain 3 Lembaga Pendidikan yang telah berjalan tersebut Yayasan berencana membangun Lembaga-lembaga sebagai berikut :
  1. Sekokah Dasar Islam Terpadu (SDIT)
  2. Sekolah Menengah Tekhnologi dengan 3 jurusan
  3. Jurusan Tekhnologi Pertannian
  4. Jurusan Tekhnologi Perikanan
  5. Jurusan tekhnologi Perindustrian
  6. Sekolah Tinggi Islam Tekhnologi (STIT)
  7. Dakwah dan Pengabdian masyarakat
Dalam melaksanakan Dakwan dan Pengabdian masyarakat, Pondok Pesantren Darul Ishlah tetap berpijak dan mengacu pada prinsip prinsip Pendidikan sebagai misi utamanya. Dalam hal ini ada tiga jenis kegiatan Dakwa dan Pengabdian masyarakat yang dilakukan Pondok Pesantren Darul Ishlah selama ini yaitu :
  • Dakwah bilfikroh, yaitu konsep-konsep pemikiran yang disampaikan lewat tulisan dan penerbitan
  • Dakwah bil lisan baik dalam bentuk pengajian maupun tabligh umum, maupun dalam bentuk bimbingan-bimbingan umu
  • Dakwah bil hal, yaitu dalam betuk pelayanan kesehatan upaya pemberdayaan ummat dan bakti masyarakat
Untuk melaksanakan ketiga jenis kegiatan dakwah tersebut maka Pondok Pesantren Darul Ishlah membentuk 3 lembaga dakkwa social yaitu :
  • Asosiasi Muballighin Darul Ishlah (AMODIS)
  • Lembaga Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM)
  • Kelompok Bakti Masyarakat (KBM)
  1. Pembinaa Alumni dan Kader-kader
Sekali menjadi santri seumur hidup tetap santri, itulah sikap Darul Ishlah terhadap santri santrinya. Karena itu walaupun sudah keluar dari pondok, para alumni Darul ishlah tetap mendapat perhatian sebagaimana santri yang lain walau dalam versi dan porsi yang berbeda.
Sementara dalam hal pembinnaan kader ada dua jenis kader yang dipersiapkan yaiti, kader-kader umum yang berupa “Khiru Ummah” (SDM Muslim yang berkualitas) dan kader-kader khusus yang sengaja dopersiapkan untuk melanjutkan estafeta perjuangan para Kyai pendahulunya. Dengan demikian diharapkan Pondok Pesantren Darul Ishlah tetap bertahan abadi, walaupun Kyainya sudah wafat.
Untuk melaksanakan program ini maka Pondok Pesantren Darul Ishlah membentuk beberapa lembaga yaotu :
  1. Ikatan Keluarga Besar Darul Ishlah (IKBADI)
  2. Bagian Pengkaderan dan Alumni (BARKALUM)
  3. Koordinator wali santri
  4. Himpunan wali santri (HIWARI)

  1. Dana dan Prasarana
Dengan tetap berpijak pada jiwa mandiri dalam arti yang sebenarnya, Pondok Pesantren Darul Ishlah sementara ini menggali dana dari berbagai sumber yang memungkinkan baik didalam maupun diluar pondok. Selain pembiayaan operasional rutin dana tersebut juga untuk pembangunan sarana yang diperlukan. Pengolahannya dilakukan seara open management transparan.
Untuk melaksanakan program ini Pondok Pesantren Darul Ishlah membentuk bebrapa lembaga/bagian yaitu :
  1. Mudir Tanfidzi bidang keuangan
  2. Kopersai Pesantren Darul Ishlah
  3. Badan usaha non Koperasi
  4. Bagian Pengadaan dan Pemeliharaan secara fisik
  5. Bagian perluasan tanah wakaf (BPTW)
Demikian empat program Pondok Pesantren Darul Ishlah, Keempatnya direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara terpadu sepanjang tahun, setelah dijabarkan dalam bentuk program program kerja yang bersifat operasional dan dilakukan pembagian kerja yang rasional dan propesional antara biro dan lembaga yang ada.


    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write komentar